Langkah ini dinilai mengganggu pelaksanaan konferensi yang diikuti 192 negara karena memaksa mereka membatalkan kelompok kerja formal, dan membuat panil para negosiator yang berusaha untuk menyelesaikan masalah-masalah teknis sebelum kedatangan lebih dari 110 pemimpin dunia akhir pekan ini.
Negara-negara berkembang ingin memperpanjang Protokol Kyoto tahun 1997, yang memberi sanksi bagi negara-negara kaya jika mereka tidak memenuhi batas emisi yang ditentukan. Namun, langkah itu dinilai sebagai cara untuk menggeser agenda tanggung jawab negara-negara industri dan membuat pengurangan emisi sebagai item pertama untuk didiskusikan ketika para pemimpin dunia mulai berdatangan Selasa.
"Saya tidak berpikir pembicaraan akan menjadi berantakan, tapi kami kehilangan waktu," kata Kim Carstensen, dari World Wildlife Fund.
"Tidak ada yang terjadi saat ini," Hoque Zia Mukta, seorang delegasi dari Bangladesh, kepada The Associated Press. Dia mengatakan negara-negara berkembang menuntut agar presiden konferensi Connie Hedegaard dari Denmark membawa negara-negara industri memenuhi target emisi yang diharapkan sebelum pembicaraan dapat melanjutkan.
Negara-negara miskin, yang didukung oleh Cina, mengatakan, Hedegaard telah memancing adanya kecurigaan bahwa konferensi itu akan membunuh Protokol Kyoto. Amerika Serikat telah menarik diri dari Kyoto atas keprihatinan bahwa hal itu akan membahayakan ekonomi AS, sementara Cina, India dan lainnya juga tidak diharuskan untuk mengambil tindakan menghadapi tingginya emisi gas rumah kaca.
"Kami melihat kematian dari Protokol Kyoto," kata Kamel Djemouai Aljazair, kepala negara 50 kelompok Afrika.
Ini adalah kedua kalinya negara dari Afrika itu bersuara. Pada putaran terakhir perundingan November lalu, blok Afrika sepakat akan memaksa negara-negara kaya menguraikan langkah-langkah apa yang akan mereka ambil untuk mengurangi emisi.
"Mereka berusaha memberikan tekanan sebelum Obama dan para pemimpin dunia lain tiba," kata Gustavo Silva-Chavez, perubahan iklim spesialis dengan Environmental Defense Fund.
Di Washington, Gedung Putih mengumumkan program baru untuk menarik dana mitra internasional sebesar 350 juta dolar selama lima tahun untuk memberikan negara-negara berkembang teknologi energi bersih untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi pemanasan global.
Lewat program ini, AS akan mendistribusikan tenaga surya alternatif untuk rumah-rumah, termasuk untuk lampu, penyediaan peralatan dan peralatan bersih dan bekerja untuk mengembangkan sistem energi terbarukan di negara-negara miskin dunia.
kompas.com
0 komentar to Negara Berkembang Boikiot Pembicaraan Iklim:
Posting Komentar