Konferensi itu digambarkan oleh para ilmuwan sebagai pertemuan yang paling penting yang pernah ada di dunia. Dikutip dari BBC, Senin (7/12/2009) WIB, pengamanan diperketat karena penyelenggara memperkirakan 15.000 delegasi dan 100 pemimpin dunia akan datang dalam dua pekan mendatang.
Pada malam menjelang pembukaan, ketua negosiator iklim PBB Yvo de Boer mengatakan pembicaraan sejauh ini masih dalam kondisi yang baik. Dia mengatakan bahwa banyak negara telah membuat janji atas pengurangan emisi gas rumah kaca.
"Tidak pernah dalam 17 tahun negosiasi iklim ada banyak negara berbeda yang membuat banyak janji. Ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata dia.
De Boer mengatakan tawaran pendanaan teknologi bersih bagi negara-negara miskin juga terus berjalan dan pembicaraan mengenai visi jangka panjang pemangkasan karbon pada 2050 juga mengalami kemajuan.
Afrika Selatan adalah negara terakhir yang membuat penawaran dalam pemangkasan emisi, dan merupakan target pertama yang dapat dihitung.
Pada malam sebelum penyelenggaraan KTT, Afsel menawarkan pemangkasan sepertiga dari jumlah pertumbuhan emisi karbonnya dalam dekade mendatang. Namun itu tergantung pada perolehan dana dan bantuan teknologi dari negara-negara yang lebih kaya.
Setiap kesepakatan yang dibuat di Kopenhagen dimaksudkan untuk menggantikan Protokol Kyoto tahun 1997 tentang perubahan iklim. Protokol Kyoto akan berakhir pada 2012.
Negosiasi di Kopenhagen dimulai pada hari ini, dan lebih dari 100 pemimpin negara akan hadir pekan depan untuk membuat kesepakatan. Para pembicara pada sesi pembukaan antara lain Perdana Menteri Denmark Lars Lokke Rasmussen dan Rajendra Pachauri, kepala panel ahli iklim PBB.
Para pemimpin yang telah berjanji datang termasuk Presiden AS Barack Obama, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, dan Perdana Menteri India Manmohan Singh. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono juga dijadwalkan hadir pada pekan depan.
Isu-isu utama pembahasan antara lain: (1) Target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, khususnya oleh negara-negara maju; (2) Dukungan dana untuk mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim oleh negara-negara berkembang; dan (3) Sebuah skema perdagangan karbon yang bertujuan ditujukan pada berakhirnya perusakan hutan dunia pada 2030.
kompas.com
0 komentar to KTT Iklim, Pertemuan Terpenting di Dunia:
Posting Komentar