Home | Posts RSS | Comments RSS | Login

Asyik, Investor Eropa dan Asia Incar Indonesia

Senin, 07 Desember 2009
Minat investor global berinvestasi di Indonesia tahun 2010 diyakini akan semakin kuat. Indonesia dinilai sebagai satu dari sedikit negara di dunia dengan prospek ekonomi cukup baik, yang didukung sumber daya alam berlimpah.

Deputy Chief Executive Officer PT Fortis Investments Tino Moorrees, Senin (7/12), mengatakan, belakangan ini cukup banyak nasabah Fortis di kawasan Asia dan Eropa yang telah menyatakan niat berinvestasi di Indonesia mulai tahun 2010.

Fortis Investments merupakan perusahaan manajer investasi dengan otonomi penuh, bagian dari Fortis Bank. Fortis Bank dikuasai BNP Paribas Group. Fortis Investments yang berada di Indonesia sejak 1992 merupakan perusahaan manajemen investasi terkemuka di negeri ini.

Menurut Tino, mereka adalah investor institusi yang sebelumnya tidak memiliki portofolio di Indonesia. Selama ini, lanjut Tino, fokus para investor itu ke China, India, dan Jepang. Mereka tidak ke Indonesia karena menilai risiko investasi di Indonesia beberapa tahun ini masih tinggi.

Namun, investor kini berminat ke Indonesia setelah melihat Indonesia cukup kuat menahan krisis finansial tahun 2008. Ditambah dengan posisi Indonesia tahun ini sebagai satu dari sekitar 10 negara di dunia dengan pertumbuhan ekonomi positif, yaitu sekitar 4,5 persen.

Selain itu, ujar Tino, saat ini Indonesia adalah negara ke-18 dengan perekonomian terbesar di dunia dan telah masuk dalam kelompok G-20. Tingginya minat investor global ini membuat Fortis menaikkan target dana kelolaan dari Rp 20 triliun tahun 2009 menjadi Rp 25 triliun tahun 2010. ”Banyak alasan lain mengapa mereka tertarik kepada Indonesia, seperti inflasi yang terkendali, nilai rupiah yang stabil, dan suku bunga yang masih moderat,” ujar Tino yang per 1 Januari 2010 akan menjabat Presiden Direktur PT Fortis Investments menggantikan Eko P Pratomo.

Pemerintah tidur

Sementara itu, Eko Pratomo yang akan menjabat Presiden Emeritus dan Penasihat Senior Fortis Investments mengatakan, saat ini investor berharap agar isu politik dan keamanan di Indonesia dapat diselesaikan dengan baik dan segera agar pemerintah dapat fokus melaksanakan pembangunan lima tahun ke depan.

Menurut Eko, cita-cita pemerintah agar pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 7 persen pada tahun-tahun mendatang bukan mustahil. Namun, untuk mencapai pertumbuhan sebesar itu, pembangunan dan perbaikan infrastruktur serta sarana transportasi mutlak diperlukan.

Berjalannya investasi di sektor riil selanjutnya akan mendorong peningkatan investasi di sektor finansial. ”Sektor finansial hanya mediasi pendanaan. Dasarnya tetap sektor riil, jangan terbalik. Pertumbuhan di sektor riil akan diikuti pertumbuhan di sektor keuangan,” kata Eko.

Di tempat terpisah, pengamat ekonomi Aviliani mengatakan, kalaupun tahun depan pemerintah ”tidur”, perekonomian masih bisa tumbuh 4 persen. Kalau pemerintah mau melakukan upaya konkret, perekonomian bisa tumbuh 5-5,5 persen.

Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Rudi Wibowo, yang juga guru besar sosial ekonomi pertanian Universitas Jember, meminta pemerintah menyiapkan berbagai instrumen kemudahan investasi berkenaan masuknya investasi ke Indonesia, seperti perizinan, infrastruktur, dan arah investasi tersebut. ”Investasi harus benar-benar didorong ke arah yang benar, yakni investasi pada industri berbasis pertanian, terutama pangan. Harus dipersiapkan industri manufaktur dan industri hilir,” katanya.

Bank Indonesia memperkirakan kinerja sektor industri tahun 2010 akan membaik seiring dengan membaiknya perekonomian domestik dan global. Sektor industri tahun 2010 diperkirakan tumbuh 2,8-3,4 persen. Untuk meningkatkan kinerja sektor industri, pemerintah berencana memberikan insentif bagi industri pemasok bahan baku industri pengolahan dalam negeri.
kompas.com

0 komentar to Asyik, Investor Eropa dan Asia Incar Indonesia:

Posting Komentar